Cicada adalah superfamili jangkrik, yaitu cicadoidea dari serangga dalam urutan hamiptera (BENAR BUG) jangrik ini berada di subordo auchenorrhyncha, bersama dengan serangga lompat yang lebih kecil seperti wereng dan kodok. Superfamili dari jenis ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu tettigarctidae dengan dua spesies di Australia, dan cicadidae, dengan lebih dari 3000 spesies dideskripsikan dari seluruh dunia dan ada juga dengan banyak sekali yang tidak terdeskripsikan. Dengan mempunyai sayap depan berselaput, dan jika jenis jangkrik biasa memiliki mata menonjol yang terpisah lebar, memiliki antenna pendek, serta memiliki lagu yang sangat keras yang dihasilkan di sebagian besar spesies oleh tekuk cepat dan pelepasan timbale seperti drum. Fosil cica domorpha yang paling awal diketahui muncul pada periode premian atas, spesies yang masih ada terjadi di seluruh dunia dalam ikim sedang hingga tropis. Cicada biasanya hidup di pohon, karena spesies ini memakan getah berair dari jaringan xylem, dan hewan ini juga bertelur di celah celah kayu. Kebanyakan jangkrik samar, sebagian besar spesies aktif di siang hari sebagai orang dewasa, dengan memanggil saat fajar atau senj. Hanya ada juga beberapa spesies langka yang diketahui aktif pada malam hari. Namun ternyata, spesies ini juga ada kaitannya dengan masalah seni dan budaya dalam kehidupan kita, diantaranya adalah sebagai berikut:
Dalam seni sastra
Jankrik cicada ini telah di tampilkan dalam sastra sejak jaman homers liad, dan sebagai motif dalam seni dekoratif dari dinasti shang cina. Spesies ini di jelaskan oleh aristoteles dalam history of animal nya dan oleh pliny the elder dalam natural history nya yaitu “ work and days ketika skolymus berbunga “ dan “tettix yang merdu duduk di pohonnya”. Dalam novel klasik tiongkok abad ke 14 roman tiga kerajaan, diaochan mengambil namnya dari ekor sable, dan hiasan batu giok berbentuk jangkrik yang menghiasi topi para pejabat tinggi. Dan dalam novel jepang the tale of genji, karakter judul secara puitis menyamakan salah satu dari banyak minat cintanya dengan jangkrik karena cara dia denga hatihati melepaskan jubahnya seperti jangkrik melepaskan cangkangnya saat ganti kulit, cicada exeviae berperan dalam manga winter cicada. Jangkrik sering menjadi subjek haiku. Dimana, tergantung pada jenisnya, mereka dapat menunjukan musim semi, musim panas, atau musim gugur. Dalam buku bergambar shaun ta, cicada menceritakan kisah tentang jangkrik pekerja keras tetapi kurang dihargai yang bekerja di kantor. Permainan branden Jacobs Jenkins sesuai berlangsung di sebuah peternakan arkansasa di musim panas, dan menyerukan suara jangkrik kawin untuk menggaris bawahi seluruh pertunjukan.
Dalam seni musik
Jangkrik di tampilkan dalam lagu protes terkenal como la cigara seperti cicada yang di tulis oleh penyair dan komposer argentina maria Elena walsh. Di dalam lagu tersebut, jangkrik merupakan symbol kelangsungan hidup dan perlawanan terhadap kematian. Kemudian lagu itu terkenal direkam oleh Mercedes Sosa, salah satu diantara musisi latin Amerika lainnya.
Salah satu artis Brasil, Lenine dengan lagunya Malvadeza, dari album ckanhao menciptakan sebuah lagu yang dibangun diatas suara jangkrik yang dapat didengar di sepanjang lagu. Selanjutnya, suara jangkrik sangat menonjol di album 2021 Solar Power oleh artis Selandia Baru Lorde. Dia menggambarkan lagu jangkrik sebagai symbol musim panas Selandia Baru.